Saturday 1 July 2023

Mahasiswa Desa Pangahu Jadi Wisudawan Terbaik FIS UNG

 

Yayan Sahi, S.Pd

Sabtu 1 Juli 2023, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merayakan momen bersejarah dengan menggelar acara wisuda bagi 1.402 mahasiswa, yang terdiri dari Program Doktor, Magister, dan Sarjana. Tetapi sorotan utama dari wisuda ini jatuh kepada seorang mahasiswa yang muncul dari pelosok desa Pangahu, di ujung Kabupaten Gorontalo yaitu Yayan Sahi Mahasiswa FIS UNG angkatan 2019. ia menyandang gelar Wisudawan Terbaik Fakultas Ilmu Sosial UNG dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.84 mendapat predikat Pujian dan menyelesaikan studinya hanya dalam waktu 3 tahun 1 bulan. Yayan Sahi, lahir di Pangahu pada tanggal 29 November 1999. Perjalanan pendidikannya dimulai di SDN 5 Satap Asparaga, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Telaga Biru, dan melangkah ke jenjang SMA di SMAN 1 Telaga. Namun, prestasinya yang luar biasa tidak hanya terbatas pada keberhasilannya di kampus.

Selama masa studinya, Yayan Sahi telah mengumpulkan sejumlah prestasi di bidang akademik maupun non-akademik. Dia pernah menjadi Finalis Debat Olimpiade Universitas Riau tingkat nasional, Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Universitas Riau tingkat nasional, Finalis Debat Nasional Universitas Lampung tingkat nasional, dan menjadi Tim Peraih Pendanaan PHP2D tingkat nasional. Selain itu, ia juga telah menulis dan menerbitkan 10 naskah jurnal penelitian dan pengabdian terakreditas Sinta, menjadi perwakilan UNG dalam ajang sociopreneur muda Indonesia di Universitas Gadjah Mada tingkat nasional, serta menjadi tim penemu sekaligus pencipta Lampion Sabut Kelapa dan Kecap Sari Baraja, kecap yang terbuat dari batang dan rambut jagung.

Dalam sebuah wawancara yang di Lakukan oleh Kumpran.id, Yayan Sahi dengan rendah hati mengungkapkan, "Raihan prestasi ini, saya berharap bisa memicu motivasi bagi anak-anak di desa-desa terpencil khususnya di Desa Pangahu Kecamatan Asparaga bahwa keterbatasan bukanlah penghalang. Alhamdulillah, saya juga sudah mendaftar sebagai mahasiswa S2 di Universitas ini." Penghargaan yang diterimanya bukan hanya menjadi suatu kebanggaan pribadi, tetapi juga melambangkan kebangkitan bahwa mahasiswa yang berasal dari pelosok desa juga mampu bersaing dengan mahasiswa di kota besar. Di balik keberhasilan Yayan Sahi sebagai wisudawan terbaik terdapat perjalanan pahit yang harus ia lalui.

Setelah konfirmasi dari Yayan Sahi sendiri, dia mengungkapkan bahwa perjalanan menuju titik ini penuh dengan tantangan dan kesulitan. Selama masa studinya, Yayan Sahi harus menghadapi berbagai situasi yang menuntutnya untuk bekerja keras demi mencapai pendidikan di tingkat universitas. Yayan Sahi pernah tinggal di panti asuhan, menjadi tukang pel-pel masjid, penjual ayam di pasar, dan bahkan bekerja sebagai pengantar es kristal di rumah-rumah makan yang berada di Kota Gorontalo. Ia melakukan segala pekerjaan ini dengan tujuan untuk memenuhi keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di tingkat universitas. Melalui kerja keras dan ketekunan yang tidak kenal lelah, Yayan Sahi berhasil mengatasi segala rintangan yang ada di hadapannya. Dalam ungkapannya, ia juga menyampaikan rasa syukurnya kepada Allah SWT yang telah mengabulkan doa-doa dan kerja kerasnya terlebih suport dari orang tuanya Nirwan Tolangga dan Suwardin Sahi.

Semangat dan tekadnya untuk mencapai pendidikan tinggi tidak tergoyahkan oleh situasi ekonomi atau lingkungan yang sulit. Ia membuktikan bahwa dengan kesungguhan dan tekad yang kuat, segala impian dapat terwujud. Kisah perjuangan Yayan Sahi ini menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mungkin menghadapi kesulitan dalam perjalanan pendidikan mereka. Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan, kerja keras, dan keyakinan pada diri sendiri, seseorang dapat mengatasi tantangan apa pun yang dihadapinya.

Penulis: Tim Redaksi Kumparan.Id