Saturday 20 May 2023

Peta Politik: Peluang dan Tantangan Partai Politik Baru Jelang Pemilu 2024

Ikbal Zakaria
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Kemasyarakatan Prodi PPKn
Universitas Negeri Goronta
lo

Di tengah kegembiraan dan ketegangan politik  saat ini, muncul sebuah fenomena menarik yang dapat menjadi sorotan yaitu munculnya partai politik baru. Seiring dengan berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat, peluang dan tantangan bagi partai politik baru menjadi isu yang menarik untuk ditelusuri. Para pendiri partai politik baru melihat peluang yang terbuka di hadapan mereka. Mereka berharap dapat memberikan alternatif baru dalam wacana politik, mewakili suara-suara yang belum terdengar, dan membawa perubahan yang dianggap diperlukan oleh sebagian masyarakat.  Dengan tampil sebagai partai politik baru, mereka berharap dapat membangun kredibilitas dan menarik dukungan dari pemilih yang mencari alternatif di luar partai-partai yang sudah mapan. Namun di satu sisi, tidak diragukan lagi bahwa partai politik baru juga menghadapi tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah membangun nama dan identitas yang kuat di tengah keramaian partai politik yang sudah ada. Mereka harus melalui perjuangan untuk mendapatkan perhatian publik dan membangun reputasi yang dapat membedakan mereka dari partai-partai lainnya.

Sumber daya terbatas juga menjadi kendala bagi partai politik baru. Tidak seperti partai-partai yang sudah mapan dengan akses ke sumber daya finansial yang cukup, infrastruktur yang solid, dan jaringan yang luas, partai politik baru sering kali harus bergantung pada upaya relawan dan dukungan individu. Mereka perlu mencari cara kreatif untuk mengatasi keterbatasan ini dan memanfaatkan kekuatan digital dan media sosial untuk mengkomunikasikan pesan mereka kepada pemilih potensial. Persaingan dengan partai politik yang sudah ada juga merupakan tantangan yang nyata. Partai politik baru harus mampu membedakan diri mereka dari partai-partai yang sudah mapan dan menarik perhatian pemilih. Mereka harus mengidentifikasi isu-isu yang penting bagi masyarakat dan menyampaikan solusi yang meyakinkan untuk mendapatkan dukungan. Selain itu, peraturan pemilu yang berlaku juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi peluang partai politik baru. Beberapa negara memiliki aturan yang memberikan keuntungan kepada partai-partai yang sudah mapan atau mempersulit akses bagi partai politik baru untuk mendapatkan kursi dalam parlemen.

Tahun ini, tercatat ada enam partai politik pendatang baru yang ikut meramaikan kontestasi politik menjelang pemilu tahun 2024, antara lain Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Ummat, Partai Pelita, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Rakyat. Dalam peran mereka sebagai pendatang baru, setiap partai memiliki strategi dan pendekatan unik untuk menarik simpati masyarakat serta mengusung perubahan dengan tujuan mengatasi kekecewaan dan kebosanan publik terhadap partai politik yang dianggap korup dan manipulatif. Keberhasilan mereka dalam hal ini akan menjadi kunci untuk memperoleh dukungan suara dan memenangkan kepercayaan publik. Namun, jika strategi mereka tidak cukup kuat, partai baru tersebut berisiko menjadi semacam "penyelenggara" dalam pemilu tanpa perolehan yang signifikan. Tentu, kehadiran enam partai politik ini, tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka terus berusaha menggalang dukungan dengan berbagai metode untuk menarik simpati dari masyarakat Indonesia. Partai-partai ini menyadari betapa pentingnya popularitas dan dukungan publik dalam mencapai tujuan politik mereka.

Argumentasi diatas bukan tanpa alasan Fitria, (2023) mengemukakan bahwa naiknya elektabilitas enam partai baru tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang terurai sebagai berikut:

(1)    Partai Kebangkitan Nusantara (PKN): Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi naiknya elektabilitas mereka. Pertama, PKN menarik perhatian pemilih dengan menyajikan visi yang kuat tentang Islam yang moderat dan inklusif. Dalam konteks Indonesia yang beragam, PKN dapat menarik simpati pemilih yang mencari partai politik dengan pendekatan Islam yang moderat. Selain itu, PKN juga memperjuangkan keadilan sosial. Jika partai ini mampu menunjukkan komitmen mereka dalam memperjuangkan keadilan sosial dan mengatasi kesenjangan sosial, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka.

(2)    Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora): Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) dipimpin oleh Fahri Hamzah, yang memiliki karisma dan kredibilitas yang kuat. Selain itu, Gelora juga fokus pada kepentingan rakyat. Jika partai ini mampu memposisikan diri mereka sebagai partai yang berkomitmen untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan rakyat, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka.

(3)    Partai Ummat: Partai Ummat menarik perhatian pemilih dengan posisi mereka sebagai partai Islam konservatif. Partai ini dapat menarik dukungan dari pemilih yang mencari partai politik yang mewakili pandangan konservatif Islam. Jika Partai Ummat dapat memperjuangkan kepentingan dan hak-hak Muslim dengan konsisten, hal ini dapat mempengaruhi elektabilitas mereka.

(4)    Partai Pelita: Partai Pelita fokus pada peningkatan pendidikan dan kesejahteraan. Partai ini dapat menarik pemilih yang peduli dengan kualitas pendidikan dan kondisi kesejahteraan masyarakat. Jika Partai Pelita mampu mengartikulasikan komitmen mereka terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka. Selain itu, pemilihan calon yang berkualitas juga dapat mempengaruhi elektabilitas mereka. Jika Partai Pelita mampu memilih calon yang memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan, hal ini dapat mempengaruhi elektabilitas mereka.

(5)    Partai Rakyat Adil Makmur (Prima): Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) menarik perhatian pemilih dengan keberpihakan mereka terhadap buruh dan pekerja. Partai ini dapat memperjuangkan kepentingan buruh dan pekerja dengan komitmen yang kuat. Jika Prima mampu menunjukkan bahwa mereka secara konsisten memperjuangkan kepentingan dan hak-hak buruh dan pekerja, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas

Dengan demikian, dapat ditarik benang merah bahwa Dalam kesimpulan, faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya elektabilitas partai politik baru seperti Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Ummat, Partai Pelita, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Rakyat dapat beragam tergantung pada karakteristik dan strategi masing-masing partai. Disisi lain, Barokah & Hertanto (2022) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor umum yang dapat mempengaruhi elektabilitas partai politik baru diantaranya; Pertama, visi dan tujuan yang jelas menjadi faktor penting. Partai politik baru perlu memiliki visi yang kuat dan tujuan yang relevan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Ketika partai mampu mengkomunikasikan visi dan tujuan mereka secara efektif, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka. Selanjutnya, keberpihakan pada isu-isu yang mendesak juga dapat mempengaruhi elektabilitas. Partai politik baru yang mampu mengidentifikasi dan memperjuangkan isu-isu yang dianggap penting oleh masyarakat, seperti keadilan sosial, kesejahteraan, pendidikan, atau kepentingan buruh, memiliki potensi untuk meningkatkan elektabilitas mereka. Selain itu, kepemimpinan yang kuat dan karisma tokoh utama partai juga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan elektabilitas. Jika partai politik baru dipimpin oleh tokoh yang memiliki kredibilitas dan karisma yang tinggi, seperti Anies Baswedan dalam Partai Gelora, hal ini dapat menarik dukungan masyarakat. Terakhir, pemilihan calon yang berkualitas juga menjadi faktor penting. Jika partai politik baru mampu memilih calon yang memiliki rekam jejak yang baik dan kompetensi dalam bidang yang relevan, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka.

Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa peta politik jelang pemilu 2024, partai politik baru seperti Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Ummat, Partai Pelita, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Rakyat, menghadapi peluang dan tantangan yang signifikan. Peluang terletak pada kemampuan mereka untuk menyajikan alternatif politik yang segar dan menarik bagi masyarakat. Visi yang jelas, fokus pada isu-isu mendesak, dan kepemimpinan yang kuat menjadi modal penting untuk meraih dukungan. Namun, tantangan yang dihadapi partai politik baru tidak boleh diabaikan. Persaingan dengan partai-partai yang sudah mapan, membangun basis massa yang solid, membangun citra kredibel, dan menjaga integritas dalam berpolitik merupakan tantangan yang perlu diatasi. Partai politik baru harus bekerja keras untuk memenangkan hati pemilih dengan membuktikan komitmen mereka dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Daftar Pustaka:

Barokah, F., & Hertanto, H. (2022). Disrupsi Politik: Peluang Dan Tantangan Partai Politik Baru Jelang Pemilu 2024. Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 21(01), 1-13.

Fitria, B. (2023). Strategi Partai Politik Baru Menuju Pemilihan Umum 2024 (Studi Pada Partai Politik Gelombang Rakyat Indonesia Dan Partai Ummat Provinsi Lampung) (Doctoral Dissertation, Universitas Lampung).


 

No comments: