Ikbal Zakaria
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Kemasyarakatan Prodi PPKn
Universitas Negeri Gorontalo
Di tengah kegembiraan dan
ketegangan politik saat ini, muncul
sebuah fenomena menarik yang dapat menjadi sorotan yaitu munculnya partai
politik baru. Seiring dengan berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan politik
yang terjadi di masyarakat, peluang dan tantangan bagi partai politik baru
menjadi isu yang menarik untuk ditelusuri. Para pendiri partai
politik baru melihat peluang yang terbuka di hadapan mereka. Mereka berharap
dapat memberikan alternatif baru dalam wacana politik, mewakili suara-suara
yang belum terdengar, dan membawa perubahan yang dianggap diperlukan oleh
sebagian masyarakat. Dengan tampil
sebagai partai politik baru, mereka berharap dapat membangun kredibilitas dan
menarik dukungan dari pemilih yang mencari alternatif di luar partai-partai yang
sudah mapan. Namun di satu sisi, tidak diragukan lagi bahwa
partai politik baru juga menghadapi tantangan yang signifikan. Salah satu
tantangan utama adalah membangun nama dan identitas yang kuat di tengah
keramaian partai politik yang sudah ada. Mereka harus melalui perjuangan untuk
mendapatkan perhatian publik dan membangun reputasi yang dapat membedakan
mereka dari partai-partai lainnya.
Sumber daya terbatas juga
menjadi kendala bagi partai politik baru. Tidak seperti partai-partai yang
sudah mapan dengan akses ke sumber daya finansial yang cukup, infrastruktur
yang solid, dan jaringan yang luas, partai politik baru sering kali harus
bergantung pada upaya relawan dan dukungan individu. Mereka perlu mencari cara
kreatif untuk mengatasi keterbatasan ini dan memanfaatkan kekuatan digital dan
media sosial untuk mengkomunikasikan pesan mereka kepada pemilih potensial. Persaingan dengan partai politik yang sudah ada juga merupakan tantangan
yang nyata. Partai politik baru harus mampu membedakan diri mereka dari
partai-partai yang sudah mapan dan menarik perhatian pemilih. Mereka harus
mengidentifikasi isu-isu yang penting bagi masyarakat dan menyampaikan solusi
yang meyakinkan untuk mendapatkan dukungan. Selain itu, peraturan
pemilu yang berlaku juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi peluang partai
politik baru. Beberapa negara memiliki aturan yang memberikan keuntungan kepada
partai-partai yang sudah mapan atau mempersulit akses bagi partai politik baru
untuk mendapatkan kursi dalam parlemen.
Tahun ini, tercatat ada
enam partai politik pendatang baru yang ikut meramaikan kontestasi politik
menjelang pemilu tahun 2024, antara lain Partai Kebangkitan Nusantara (PKN),
Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Ummat, Partai Pelita, Partai
Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Rakyat. Dalam peran mereka sebagai
pendatang baru, setiap partai memiliki strategi dan pendekatan unik untuk
menarik simpati masyarakat serta mengusung perubahan dengan tujuan mengatasi
kekecewaan dan kebosanan publik terhadap partai politik yang dianggap korup dan
manipulatif. Keberhasilan mereka dalam hal ini akan menjadi kunci untuk
memperoleh dukungan suara dan memenangkan kepercayaan publik. Namun, jika
strategi mereka tidak cukup kuat, partai baru tersebut berisiko menjadi semacam
"penyelenggara" dalam pemilu tanpa perolehan yang signifikan. Tentu,
kehadiran enam partai politik ini, tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka
terus berusaha menggalang dukungan dengan berbagai metode untuk menarik simpati
dari masyarakat Indonesia. Partai-partai ini menyadari betapa pentingnya
popularitas dan dukungan publik dalam mencapai tujuan politik mereka.
Argumentasi diatas bukan
tanpa alasan Fitria, (2023) mengemukakan bahwa naiknya elektabilitas enam
partai baru tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang
terurai sebagai berikut:
(1) Partai Kebangkitan
Nusantara (PKN): Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) memiliki beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi naiknya elektabilitas mereka. Pertama, PKN menarik
perhatian pemilih dengan menyajikan visi yang kuat tentang Islam yang moderat
dan inklusif. Dalam konteks Indonesia yang beragam, PKN dapat menarik simpati
pemilih yang mencari partai politik dengan pendekatan Islam yang moderat.
Selain itu, PKN juga memperjuangkan keadilan sosial. Jika partai ini mampu
menunjukkan komitmen mereka dalam memperjuangkan keadilan sosial dan mengatasi
kesenjangan sosial, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka.
(2) Partai Gelombang Rakyat
Indonesia (Gelora): Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) dipimpin oleh
Fahri Hamzah, yang memiliki karisma dan kredibilitas yang kuat. Selain itu,
Gelora juga fokus pada kepentingan rakyat. Jika partai ini mampu memposisikan
diri mereka sebagai partai yang berkomitmen untuk melindungi dan memperjuangkan
kepentingan rakyat, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka.
(3) Partai Ummat: Partai
Ummat menarik perhatian pemilih dengan posisi mereka sebagai partai Islam
konservatif. Partai ini dapat menarik dukungan dari pemilih yang mencari partai
politik yang mewakili pandangan konservatif Islam. Jika Partai Ummat dapat
memperjuangkan kepentingan dan hak-hak Muslim dengan konsisten, hal ini dapat
mempengaruhi elektabilitas mereka.
(4) Partai Pelita: Partai
Pelita fokus pada peningkatan pendidikan dan kesejahteraan. Partai ini dapat
menarik pemilih yang peduli dengan kualitas pendidikan dan kondisi
kesejahteraan masyarakat. Jika Partai Pelita mampu mengartikulasikan komitmen
mereka terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan, hal ini
dapat meningkatkan elektabilitas mereka. Selain itu, pemilihan calon yang
berkualitas juga dapat mempengaruhi elektabilitas mereka. Jika Partai Pelita
mampu memilih calon yang memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang pendidikan
dan kesejahteraan, hal ini dapat mempengaruhi elektabilitas mereka.
(5) Partai Rakyat Adil Makmur
(Prima): Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) menarik perhatian pemilih dengan
keberpihakan mereka terhadap buruh dan pekerja. Partai ini dapat memperjuangkan
kepentingan buruh dan pekerja dengan komitmen yang kuat. Jika Prima mampu
menunjukkan bahwa mereka secara konsisten memperjuangkan kepentingan dan
hak-hak buruh dan pekerja, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas
Dengan demikian, dapat
ditarik benang merah bahwa Dalam kesimpulan, faktor-faktor yang mempengaruhi
naiknya elektabilitas partai politik baru seperti Partai Kebangkitan Nusantara
(PKN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Ummat, Partai Pelita,
Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Rakyat dapat beragam tergantung
pada karakteristik dan strategi masing-masing partai. Disisi lain, Barokah
& Hertanto (2022) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor umum yang dapat
mempengaruhi elektabilitas partai politik baru diantaranya; Pertama, visi dan
tujuan yang jelas menjadi faktor penting. Partai politik baru perlu memiliki
visi yang kuat dan tujuan yang relevan dengan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat. Ketika partai mampu mengkomunikasikan visi dan tujuan mereka secara
efektif, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka. Selanjutnya,
keberpihakan pada isu-isu yang mendesak juga dapat mempengaruhi elektabilitas.
Partai politik baru yang mampu mengidentifikasi dan memperjuangkan isu-isu yang
dianggap penting oleh masyarakat, seperti keadilan sosial, kesejahteraan,
pendidikan, atau kepentingan buruh, memiliki potensi untuk meningkatkan
elektabilitas mereka. Selain itu, kepemimpinan yang kuat dan karisma tokoh
utama partai juga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan
elektabilitas. Jika partai politik baru dipimpin oleh tokoh yang memiliki
kredibilitas dan karisma yang tinggi, seperti Anies Baswedan dalam Partai
Gelora, hal ini dapat menarik dukungan masyarakat. Terakhir, pemilihan calon
yang berkualitas juga menjadi faktor penting. Jika partai politik baru mampu
memilih calon yang memiliki rekam jejak yang baik dan kompetensi dalam bidang
yang relevan, hal ini dapat meningkatkan elektabilitas mereka.
Untuk itu, dapat
disimpulkan bahwa peta politik jelang pemilu 2024, partai politik baru seperti
Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora),
Partai Ummat, Partai Pelita, Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai
Rakyat, menghadapi peluang dan tantangan yang signifikan. Peluang terletak pada
kemampuan mereka untuk menyajikan alternatif politik yang segar dan menarik
bagi masyarakat. Visi yang jelas, fokus pada isu-isu mendesak, dan kepemimpinan
yang kuat menjadi modal penting untuk meraih dukungan. Namun, tantangan yang
dihadapi partai politik baru tidak boleh diabaikan. Persaingan dengan partai-partai
yang sudah mapan, membangun basis massa yang solid, membangun citra kredibel,
dan menjaga integritas dalam berpolitik merupakan tantangan yang perlu diatasi.
Partai politik baru harus bekerja keras untuk memenangkan hati pemilih dengan
membuktikan komitmen mereka dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Daftar Pustaka:
Barokah, F., &
Hertanto, H. (2022). Disrupsi Politik: Peluang Dan Tantangan Partai Politik
Baru Jelang Pemilu 2024. Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 21(01), 1-13.
Fitria, B. (2023).
Strategi Partai Politik Baru Menuju Pemilihan Umum 2024 (Studi Pada Partai
Politik Gelombang Rakyat Indonesia Dan Partai Ummat Provinsi Lampung) (Doctoral
Dissertation, Universitas Lampung).
No comments:
Post a Comment