|
Yayan Sahi Mahasiswa Studi S1 PPKn UNG |
Adanya sistem
multi partai yang dianut oleh bangsa Indonesia, memberikan legitimasi terhadap
individu dan kelompok dengan ruang terbuka berhak untuk mendirikan partai
politik. Hal itu sejalan dengan prinsip hak demokrasi yang sesuai dengan
konstitusi bangsa Indonesia yang dimana adanya penjaminan kebebasan berekspresi
melalui wadah organisasi atau partai politik.
Tulisan ini
bertujuan untuk menguraikan motif pendirian partai mahasiswa Indonesia, dengan
menggunakan pendekatan filantropi. Dimana filantropi merupakan metode alat ukur
perilaku manusia yang memiliki harapan dan kenyataan yang sangat besar. Setelah
berakhirnya pasca orde baru, Indonesia mengalami perubahan dalam sistem
perpolitikan. Yang sebelumnya dari sistem politik otoritarian kemudian berubah
menjadi sistem politik demokrasi. Dalam hal itu, konsep politik demokrasi yang
dibangun memuat beberapa konsep diantaranya : (1), Kebebasan berekspresi (2), Berasosiasi (3), Kebebasan membentuk partai politik.
Berkaca pada
pemilu 2004 dan 2009 dimana partisipasi partai politik yang ikut dalam
kontestasi politik di indonesia terus mengalami peningkatan. Lahirnya partai
politik baru di Indonesia adalah sebuah fenomena yang sering terjadi bahkan
sudah dianggap sebagai hal biasa. Hal itu karenakan Indonesia menganut sistem
multi partai ,
prinsip dari sebuah kehadiran partai (Baru)
merupakan naluri Hasrat manusia yang berafiliasi sebagai makhluk sosial untuk
menciptakan suatu tatanan sistem demokrasi yang baik. Dalam sistem partai
politik Bardir dan Mair dalam (Partono,
2008) terdapat 3 dimensi tipe kehadiran partai politik:
1. Dimensi
Vertikal
Diman
pada level ini, partai politik di lahir dengan adanya pengeleompokan baik
berupa Etnis, agama, Bahasa suku, budaya dan lain-lain.
2. Dimensi
Horizontal
Hal
ini ditentukan berdasarkan pada tingkatan level pemilu. Artinya keikutsertaan
partai politik dalam pemilu juga memperhitungkan keuntungan yang akan di dapat
sehingga dorongan mendirikan partai untuk mendapatkan dukungan berpotensi lebih
besar.
3. Dimensi
Fungsional
Dimensi ini, menekankan pada pertarungan dari sisi lokal,
daerah dan pusat.
Bukan tanpa
alasan, setiap partai yang didirikan memiliki ideologi yang berbeda namun pada
prinsipnya memiliki tujuan sama. Tujuan
itu akan dapat digambarkan melalui adanya aksi tuntutan kepada pemerintah atas
adanya ketidaksesuaian antara kebijakan dan kemaslahatan hidup orang
banyak.
Permasalahan yang
menuai pro dan kontra saat ini adalah dimana, kehadiran partai politik baru
yakni partai mahasiswa Indonesia yang menimbulkan perdebatan dikalangan
akademisi dan elit politik adalah isu yang sangat menarik untuk dikaji. Secara
legal standing, partai mahasiswa Indonesia merupakan perubahan dari Partai
Kristen Indonesia atau yang sering
disebut dengan partai “PARKINDO 1945”.
Dalam
peraturan berdasarkan keputusan
Kementrian Hukum dan Ham Nomor M.HH-5.AH.11.01 Tahun 2022 mengatur anggaran
dasar Parkindo 1945 menjadi Partai mahasiswa Indonesia. Dalam pendekatan
filantropi Hasrat mahasiswa berkecimpung dalam pendirian partai politik
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Filantropi
kedermawanan (Giving).
Dalam
kontek memberi ini, adalah bagaiamana naluri mahasiwa mengabdikan dirinya
dengan memberikan kekuatan fikiran, tenaga sampai pada konsep aktuliasis dalam
parati yang mereka dirikan.
2. Filantropi
Sekuler
Dalam konteks ini, naluri manusia/mahasiswa bergerak atas adanya respon terhadap tindakan yang kurang berpihak, sehingga menimbulkan Gerakan baru yang peduli terhadap
masyarakat yang memiliki ekonomi lemah. (Arfandi, 2020).
Pada prinsipnya
partai politik itu lahir dikarenakan adanya bangunan komunikasi antara pendiri
(Golongan) bersama Masyarakat itu sendiri.
1. Teori Motif Politik
Motif Politik
merupakan dorongan yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan kekuasaan
yang di inginkan. Walgito, 2010; Beck
& J. Sorauf, 1992; Situmorang, 2007 dalam (Saputra and Al-Hamdi, 2020)
menguatkan bahwa, motif merupakan sebuah pencapaian yang diinisiasi untuk
mendapatkan kekuasaan yang didalamnya terdapat :
- Dorongan Individu dan Kelompok
Dorongan akan mempengaruhi seseorang/kelompok untuk melakukan sebuah tindakan baik itu berupa aksi, atau implementasi tindakan tertulis
maupun non tertulis.
- Kekecewaan
Kehadiran partai politik baru bisa
diakibatkan dengan adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Dalam
hal ini kelompok yang merasa dirugikan yang memiliki idealis tentang
kebenaran akan berusaha menciptakan sebuah wadah untuk mereka mempersatukan
idealis sebagai jembatan untuk merebut kekuasaan
itu secara perlahan.
- Adanya sebuah kesepakatan dalam
melakukan tindakan.
Kesempatan
dalam konteks politik yang dimaksud adalah, sistem multi partai yang dianut
oleh konstitusi memberikan peluang besar bagi individu atau
kelompok untuk mendirikan partai-partai baru yang dianggap penting untuk
kemaslahatan orang banyak.
Pada dasarnya,
kemunculan partai politik baru disebabkan adanya konflik baik itu secara
internal partai politik,, kekuasaan pemerintah dan lain-lain. Dalam konsep
motif partai politik mahasiswa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 :
- Didasarkan (Material Motif)
Dimana motif ini didasarkan apa yang dikerjakan kemudian diberikan sebuah imbalan.
- Didasarkan solidaritas dan idealism yang sama.
Kehadiran
partai politik, juga turut dipengaruhi oleh kekompakan dalam struktur sosial masyarakat yang membangun komunikasi. Terlepas dari
hal itu kesamaan dalam sisi idealism juga sangat berpengaruh terhadap pendirian
partai. Sehingga korelasi antara pendirian partai mahasiswa indonesia saat ini yang
merupakan perubahan dari partai Kristen Indonesia, adalah sebuah motif yang
didasarkan pada sisi idealisme yang sama.
(Saputra and Al-Hamdi, 2020).
2. Konsep Peran Partai Politik Terhadap Sistem Politik di Indonesia.
Pendirian partai
politik di Indonesia yang memiliki nuansa konstitusi yang multi partai, tidak
luput dari sebuah proses perjalanan Panjang sistem demokrasi di indonesia.
dalam konteks demokrasi yang memberikan ruang lebih kepada warga negara untuk
bebas berekspresi, berkolaborasi serta memiliki kesamaan dalam tatanan sistem
pemerintahan tak luput dari sejarah Panjang yang kelam. Miriam Budiarjo, ( 2018) mengklasifikasikan
perkembangan demokrasi di Indonesia terdiri atas 4 bagian diantaranya:
- Fase Masa Republik Indonesia (MRI) I
berlangsung pada tahun (1945-1959), dimana masa ini dikenal dengan sistem
demokrasi berbasis konstitusional dimana peranan parlemen dan partai
sangat menonjol dalam sistem pemerintahan.
- Fase Masa Republik
Indonesia (MRI) II (1945-1959), dalam fase ini lebih menonjolkan sistem
demokrasi terpimpin, yang secara konstitusional sangat tidak relevan dan
bahkan banyak hal-hal yang menyimpang dari sistem demokrasi. Dimana fase
ini dikenal dengan pemerintahan tunggal yang
artinya sistem kebebasan masyarakat dalam mengekspresikan kebebasan sangat
terbatas.
- Fase Masa Republik Indonesia (MRI) III berlangsung sejak tahun
(1965-1998). Fase ini dikenal
dengan sistem demokrasi Pancasila yang sistem pemerintahannya
presidensial.
- Fase Masa Republik Indonesia (MRI) IV
berlangsung sejak tahun (1998-dengan sekarang) dimana masa ini lebih
menekankan pada kebebasan berdemokrasi dan menginginkan tegaknya
keadilan atas perasaan di dalam sistem
pemerintahan. Baik secara lokal, daerah dan pusat.
Jauh sebelum
mengenal sistem demokrasi secara utuh, persepsi terhadap partai politik
memiliki peranan yang sangat penting terhadap sistem pemerintahan Indonesia.
oleh karena itu tidak heran apabila kebebasan berdemokrasi dijadikan sebagai
alat atau wadah dalam membentuk organisasi baik kecil maupun besar (Partai
Politik).
3. Pendekatan Pembentukan Partai Mahasiswa Indonesia dalam Pendekatan
Filantropi dan Negara Demokrasi.
Secara legal
standing, partai politik memiliki peranan yang sangat penting dimana sifatnya
sebagai “central of control Government
“ oleh karena itu esensi dari sebuah partai politik adalah wadah yang akan membentuk sisi perilaku,
tindakan hingga etika dalam menciptakan pemimpin-pemimpin baru. (Hasan and Sabri, 2011). Apabila melihat Pendirian partai mahasiswa
Indonesia yang sebelumnya Bernama partai Kristen Indonesia (Perkindo 1945)
adalah sebuah partai yang secara notabene lahir dari perhimpunan masyarakat
yang memiliki kesamaan dalam sisi idealisme. Mulai dari kesamaan agama, tradisi
hingga tujuan dalam menciptakan suatu keteraturan yang berpihak kepada
masyarakat secara terbuka. Konteks filantropi dalam menganalisis lahirnya
partai mahasiswa Indonesia, dapat ditinjau dari dua faktor:
- Persepsi organisasi Mahasiswa yang kurang mendapatkan perhatian.
- Hadirnya kekecewaan atas dasar tidak berpihaknya sistem pemerintahaan
saat ini kepada rakyat.
Berkaitan
hadirnya partai mahasiswa Indonesia dapat ditelaah melalui pendekatan
filantropi yang dikonsepkan oleh Latief, 2010; Robert Payton (1988) dalam
(Arfandi, 2014) yang dimana, filantropi secara etimologi terbagi atas dua kata
yaitu Philio (Cinta) dan Antropos (Manusia). Dimana didalamnya
terdiri atas tiga kegiatan yaitu : (1) Kegiatan Pelayanan Sosial; (2) Asosiasi
Sosial: (3) Derma Sosial. Pada hakekatnya tujuan filantropi dapat dikategorikan
dengan dua perilaku yaitu : (a) Perilaku Kasih Sayang untuk bagaimana tidak
mengulangi sebuah peristiwa yang merujuk
pada penderitaan; (b) Perilaku menginisiasi kesejahteraan kepada masyarakat
atas dasar tidak berpihaknya sistem pemerintahan.
Dalam pendekatan
filantropi, kita tahu bahwa, alasan yang paling utama mahasiswa saat ini
membentuk partai dasari atas legal konstitusi keputusan kementerian hukum dan
ham yang memberikan legal standing sahnya partai yang mereka dirikan.
Apabila dilihat
berdasarkan histori sejarah bahwa, partai Kristen Indonesia merupakan partai
yang sudah ada sejak kurang lebih fase masa Masa Republik Indonesia kisaran
pada tahun 1945. Dalam hal pendirian partai politik hal yang sangat perlu
ditekankan adalah urgensi kehadiran partai itu sendiri untuk siapa.
Partai politik
merupakan bagian dari prosedrual yang berkaitan dengan “titah” atau yang
disebut dengan amanah. Dari partai politik itulah akan melahirkan regenerasi
kader yang akan dijadikan sebagai pioneer dalam memimpin bangs ini. Miriam
Budiarjo mengemukakan bahwa partai politik merupakan alat ukur demokrasi.
4. Demokrasi Dan Hak Kebeasan Dalam Politik
Kehadiran partai
politik mahasiswa Indonesia merupakan cerminan dari tatanan sistem demokrasi.
Neuman dalam buku “ Modern Political Parties” mengemukakan bahwa, Parpol
merupakan sebuah wadah organisasi dari para aktivis yang membidik kekuasaan
dalam pemerintahan serta membuat dukungan dari masyarakat baik secara individu
maupun kelompok. Pembentukan partai politik merupakan Amanah demokrasi yang sebenarnya.
Miriam Budiarjo, (2018), mengemukakan
bahwa Fungsi dari demokrasi terhadap partai politik adalah:
- Sebagai
Sarana Komunikasi Politik.
Korelasi demokrasi dengan komunikasi
politik adalah sebagai sarana memperkuat kekuatan ideologi.
- Sebagai
Sarana Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik diidentikan
dengan proses yang memiliki orientasi perubahan terhadap fenomena politik itu
sendiri.
- Sebagai
Sarana Rekrutmen Politik.
Rekrutmen politik merujuk pada
keterbukaan kesempatan yang sama bagi rakyat yang memiliki profesi yang berbeda
mulai dari buru, petani, guru, pejabat dan lain-lain. Hadirnya sebagai sarana
rekrutmen membuka peluang tentang hakekat demokrasi bagi mereka yang ingin
berkecimpung dalam sistem poemerintaha. Oleh karena itu, pendirian partai
mahasiwa Indonesia saat ini, sebenarnya adalah hal yang positif apabila
tujuan dan ideologi yang ditanmakan kepada kader mereka mengenai konseo
kemajuan bangsa indonesia.
- Sebagai
Sarana Pengatur Konflik.
Prinsip
dari kehadiran partai politik merupakan alat atau “sistem control government”. Oleh karena itu demokrasi akan
sangat terbantu dengan hadirnya partai politik yang tidak menyimpang dari konstitusi. Sehingga berdasarkan penjabaran diatas, dapat dimaknai
bahwa, demokrasi sangat menjamin adanya kehadiran partai politik selama partai
itu sesuai dengan koridor konstitusi.
Secara
legal standing pendirian partai politik mahasiswa indonesia merupakan perubahan
dari partai kristen indonesia 1945 sah secara hukum dan procedural. Adapun
tujuan dari pendirian partai ini dalam pendekatan filantropi ialah, lahirnya
sebuuah keresahan atas dasar kekecewaan kepeda sistem pemerintahan yang tumpeng
tindi. Kehadiran partai ini juga turut dipengaruhi oleh kepentingan para elit
politik yang ingin mendapatkan kekuasaan. Dengan adanya potensi inisiatif yang
cenderung idealis yang tinggi maka aka partai mahasiswa indonesia akan berpotensi menjadi partai yang ambisius untuk mendapatkan kekuasaan dalam
sistem pemerintahan.
Referensi
Arfandi, H. (2014) ‘Bukan Sekedar
Filantropi ? Studi Kasus atas Motif dan Strategi Gerakan Filantropisme
Muhammadiyah dalam Menopang’, Accelerating
the world’s research.
Arfandi, H. (2020) ‘Motif dan Strategi
Gerakan Filantropi Muhammadiyah’, Jurnal
Muhammadiyah Studies, 1(1), pp. 127–155. doi: 10.22219/jms.v1i1.11413.
Budiarjo, M. (2018) Dasar-Dasar Ilmu Politik. 4th edn. Edited by IKAPI. jakarta: PT
Gramedia pustaka Utama.
Hasan, H. and Sabri (2011) ‘Pelemahan
Eksistensi Partai Politik Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011’,
2(2), pp. 571–581.
Partono (2008) ‘Sistem multipartai,
presidensial dan persoalan efektivitas pemerintah’, Legislasi Indonesia, 5(1), pp. 13–28. Available at:
https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/286/173.
Saputra, A. A. and Al-Hamdi, R. (2020)
‘Motif Politik dalam Kelahiran dan Pembentukan Gerakan Arah Baru Indonesia
(Garbi)’, Politika: Jurnal Ilmu Politik,
11(2), pp. 163–182. doi: 10.14710/politika.11.2.2020.163-182.
Sugiono, P. D. (2016) metode penelitian kuantitatif, kualitatif
dan R&D.