Rahnatiya Puyo
Studi S1 PPKn UNG
Money politic dalam Bahasa Indonesia adalah suap, arti suap dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia adalah uang sogok. Politik uang adalah pertukaran uang dengan posisi/ kebijakan/ keputusan politik yang mengatasnamakan kepentingan rakyat tetapi sesungguhnya demi kepentingan pribadi/ kelompok/ partai.
Politik uang adalah suatu upaya
memengaruhi orang lain (masyarakat) dengan menggunakan imbalan materi atau
dapat juga diartikan jual-beli suara pada proses politik dan kekuasaan serta
tindakan membagi-bagikan uang, baik milik pribadi atau partai untuk
mempengaruhi suara pemilih.
Politik Uang (Money Politic) dapat
diartikan sebagai upaya mempengaruhi perilaku orang lain dengan menggunakan
imbalan tertentu. Ada yang mengartikan politik uang sebagai tindakan jual beli
suara pada proses politik dan kekuasaan. Tindakan itu bisa terjadi dalam
jangkauan (range) yang lebar, dari pemilihan kepala desa sampai pemilihan umum
suatu negara.
Maka politik uang adalah semua tindakan
yang disengaja oleh seseorang atau kelompok dengan memberi atau menjanjikan
uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya menggunakan hak pilihnya
dengan cara tertentu atau tidak menggunakan hak pilihnya untuk memilih calon
tertentu atau dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau
kepada pihak-pihak tertentu. Dengan demikian money politic adalah suatu bentuk
pemberian atau janji menyuap seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan
haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya denga cara tertentu
pada saat pemilihan umum. Pemberian bisa dilakukan menggunakan uang atau
barang.
Politik uang umumnya dilakukan untuk
menarik simpati para pemilih dalam menentukan hak suaranya tiap pemilihan umum.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikatakan bahwa money politic yang
digunakan bisa berupa uang ataupun barang dengan tujuan untuk menarik simpati
para pemilih. Dengan adanya beberapa klasifikasi pemilih sehingga diperlukan
untuk menentukan sasaran khalayak yang kiranya sangat mudah untuk dipengaruhi
agar calon kandidat bisa memenangkan kampanyenya untuk mengambil kekuasaan
tersebut.
Sasaran khalayak disini yaitu pemilih
pemula dikarenakan pemilih pemula merupakan kalangan muda yang baru pertama
kali akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum (pemilu). Selain itu,
pemilih pemula belum memiliki pengalaman memilih dalam pemilihan umum (pemilu).
Sehingga, pemikiran politik pemilih pemula dianggap cenderung labil. Padahal
keberadaan mereka sangat potensial untuk menentukan pemimpin yang akan
terpilih. Oleh karena itu, menurut para tim kampanye dianggap lebih mudah untuk
mempengaruhi sasaran khalayak demi kesuksesan kampanyenya dalam pemilihan umum
(pemilu).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya Money Politic Jika dilihat dari masyarakatnya, ada beberapa faktor
mengapa banyak rakyat yang terlibat dalam politik uang. Kemiskinan Sebagaimana
kita ketahui, angka kemiskinan di Indonesia cukup tinggi. Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjan. Kondisi miskin tersebut seperti memaksa
dan menekan sebagian masyarakat untuk segera mendapat uang. Money politic pun
menjadi ajang para masyarakat untuk berebut uang. Mereka yang menerima uang
terkadang tidak memikirkan konsekuensi yang akan diterima yaitu, tindakan suap
dan jual beli suara yang jelas melanggar hukum. Yang terpenting adalah mereka
mendapat uang dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Rendahnya Pengetahuan Masyarakat
Tentang Politik Tidak semua orang tahu apa itu politik, bagaimana bentuknya,
serta apa yang ditimbulkan dari politik. Itu semua bisa disebabkan karena tidak
ada pembelajaran tentang politik di sekolah-sekolah ataupun masyarakatnya
sendiri yang memang acuh terhadap politik di Indonesia. Sehingga ketika ada
pesta politik, seperti pemilu, masyarakat tersebut akan bersikap acuh dengan
pemilu. Tidak mengenal partai, tidak masalah. Tidak tahu calon anggota
legislatif, tidak masalah. Bahkan mungkin, tidak ikut pemilu pun tidak masalah.
Kondisi seperti ini menyebabkan maraknya politik uang. Masyarakat yang acuh dengan
pemilu dengan mudah menerima pemberian dari para peserta pemilu. Politik uang
pun dianggap tidak masalah bagi.
Kebudayaan Saling memberi dan jika
mendapat rejeki, tidak boleh ditolak. Begitulah ungkapan yang nampaknya telah
melekat dalam diri bangsa Indonesia. Uang dan segala bentuk politik uang dari
peserta pemilu dianggap sebagai rejeki bagi masyarakat yang tidak boleh
ditolak. Dan karena sudah diberi, secara otomatis masyarakat harus memberi
sesuatu pula untuk peserta pemilu, yaitu dengan memilih, menjadi tim sukses,
bahkan ikut menyukseskan politik uang demi memenangkan peserta pemilu tersebut.
Hal itu semata-mata dilakukan sebagai ungkapan terimakasih dan rasa balas budi
masyarakat terhadap si pemberi yang memberi uang.
No comments:
Post a Comment