Sunday 8 May 2022

UNTUNG RUGI KEBIJAKAN COVID-19

Tresya Anggraini Sapii
Studi S1-Administrasi Publik Universitas Bina Taruna Gorontalo

Presiden Joko Widodo mewanti-wanti tidak akan melakukan lockdown menghadapi pandemi Covid-19 dengan alasan bahwa setiap negara memiliki karakter, budaya, dan kedisiplinan berbeda-beda. Presiden menilai menjaga jarak antar manusia adalah kebijakan yang paling pas di Indonesia. Data menunjukan korban yang terpapar maupun meninggal terus bertambah banyak. Terlebih melihat budaya dan kedisiplinan masyaraat yang cukup rendah. Langkah apa yang harus diambil pemerintah, tetap menolak lockdown?

            Banyak pihak dan masyarakat meminta Pemerintah memberlakukan lockdown. Keputusan ada di tangan Presiden Jokowi sebagai  Panglima tertinggi sebagai amanah UUD Dasar 1945. Apapun kebijakan dan langkah yang diambil oleh pemerintah, tetaplah pertimbangan utama adalah alasan kemanusia atau keselamatan rakyat Indonesia Bagaimana dengan Indonesia dalam penanganan pandemik yang semakin meluas saat ini?

            Presiden pemilik kekuasaan dan kewenangan tertinggi dalam menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan rakyat Indonesia dalam penanggulangan bencana. Disamping itu, pemerintah perlu terbuka memberikan informasi secara jujur kepada masyarakat terkait informasi Covid-19, Pemerintah harus dapat memberikan keyakinan bahwa apapun kebijakan yang diambil adalah yang terbaik  bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal tersebut diperlukan agar tidak ada kepanikan atau teror ditengah situasi yang tidak menentu saat ini. Informasi yang jujur dan jelas akan menciptakan kepercayaan dan meningkatkan solidaritas sosial sebagai bangsa yang dapat menjadi kekuatan dalam pemberantasan virus Covid-19.

            Diatas semuanya, semua langkah harus didasarkan untuk  keselamatan mananusia, walau tidak dapat dibantah bahwa kestabilan ekonomi juga penting. Disinilah kematangan leadership presiden sebagai kepala negara untuk memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat dan terbaik bagi masyarakat. Harapannya kebijakan dan langkah yang diambil paling minimal resikonya bagi masyarakat. Kepemimpinan yang bertanggung jawab dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang selama ini soft power ditantang untuk lebih tegas terah dan solutif.

            Pernyataan dan informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak berubah-ubah. Bahkan berbeda-beda antara presiden, para menteri, dan juga influencer. Kebijakan dan tindakan yang diambil wajib fokus utamanya  pada kepentingan masyarakat. Terlebih lagi di saat seperti ini, masyarakat membutuhkan rasa aman, kepercayaan pada pemerintah dan solusi dari keadaan yang tidak menentu ini. Artinya, semua bentuk tindakan pemerintah harus mengedepankan kepentingan masyarakat, atas dasar nilai kemanusiaan,  bukan untuk uji coba seperti kasus pembelian  obat virus Corona yang ternyata obat untuk penyakit malaria.


Sumber Bacaan : Artikel Economic Zone

 

 

No comments: