Wednesday 18 May 2022

Pengaruh media social terhadap elektabilitas bakal calon presiden di Indonesia

 

 

Norma Yunita Amali
Studi S1 PPKn UNG

Pada 1998 Indonesia mengalami proses reformasi dimana kehidupan demokrasi jauh lebih terbuka bagi kehidupan bernegara masyarakat Indonesia. Kebebasan menyampaikan pendapat yang sebelumnya ‘dibungkam’ oleh pemerintahan yang anti-kritik, menjadi sebuah hasil besar dari proses reformasi yang berlangsung pada tahun tersebut. Kondisi demikian melahirkan perubahan perilaku politik di kalangan masyarakat karena publikasi media yang telah bebas dan independent

Masyarakat Indonesia yang semakin mudah memperoleh informasi pasca reformasi menyebabkan wacana sosial politik bukan lagi milik beberapa orang, tapi semakin banyak masyarakat yang sadar isu-isu sosial politik. Hal tersebut tidak lepas dari berkembangnya media, salah satunya adalah media sosial.

Media sosial adalah platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling bersosial, baik itu berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto dan video. Segala konten yang dibagikan tersebut akan terbuka untuk publik secara realtime. Media juga merupakan  agen penting komunikasi dan sosialisasi politik. Di Indonesia sendiri bukanlah hal yang sangat tabu jika beberapa pengguna mengunakanya dengan sesuai ke inginan mereka, jika kita hari ini sebagai pengguna media sosial tentunya kita akan melihat beberapa  bahasan di media sosial bukan hanya persoalan politik saja bahkan kita akan menemukan persoalan , agama,dunia selebriti,bahkan persoalan rumah tanggapun akan kita jumpai di media sosial

Kampanye politik merupakan salah satu bagian dalam komunikasi politik. Kampanye politik adalah kegiatan komunikasi verbal atau nonverbal secara persuasif yang sifatnya politis. Kampanye politik dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu untuk menjaga opini positif publik agar terpilih pada sebuah pemilihan umum. Hal ini pula lah yang sedang dilakukan oleh bakal calon presiden yang akan bertarung pada perhelatan pilpres 2024

Peranan media sosial dalam kontestasi politik di Indonesia  sangatlah mempengaruhi  pandangan publik terhadap bakal calon presiden yang  akan di dukung. Hal tersebut dapat dilihat dari  data reportal penguguna media sosial di Indonesia  mencapai 191,4 juta pada Januari 2022. Angka ini meningkat 21 juta atau 12,6 persen dari tahun 2021.

Dalam laporan bertajuk Digital 2022: Indonesia, DataReportal membeberkan bahwa angka ini setara dengan 68,9 persen dari total populasi di Indonesia. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk di Indonesia kini mencapai 277,7 juta hingga Januari 2022.

Di Indonesia sendiri beberapa  media yang sering di gunakan dalam proses kampanye salah satunya adalah  YouTube di Indonesia mencapai 139 juta orang atau setara 50 persen dari total penduduk selama 2022. Berikutnya adalah facebook  pengguna Facebook di Indonesia mencapai 129,9 juta pada awal 2022. Angka ini didapatkan dari sumber jangkauan iklan Facebook ke pengguna Indonesia. Dengan demikian, persentase pengguna Facebook di Indonesia setara dengan 46,8 persen dari total jumlah penduduk pada awal 2022.Riset juga mencatat jangkauan iklan Facebook ke pengguna yang dibagi berdasarkan gender. Disebutkan kalau iklan Facebook menjangkau 44 persen pengguna perempuan, sementara 56 persen sisanya adalah pengguna laki-laki. Selanjutnya adalah  pengguna Instagram di Indonesia mencapai 99,15 juta orang atau setara 35,7 persen dari total populasi. Dari jangkauan iklan Instagram, ada 52,3 persen audiens adalah pengguna perempuan, sementara 47,7 persen sisanya adalah laki-laki.

Berdasarkan bahasan di atas dimana saat ini media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang melekat pada mayarakat, maka para aktor politik, khususnya bakal calon presiden  menggunakan media sosial sebagai salah satu media kampanye mereka yang berguna untuk dapat menaikkan peluang kemenangan,elektabilitas, dan popularitas mereka dalam menghadapi pilpres di Indonesia yang akan di gelar pada tahun 2024. Maka tidak heran tokoh  yang sudah pernah tampil sebagai calon presiden dan wakil presiden sebelumnya elektabilitasnya cenderung  naik di banding dengan figur yang baru akan tampil mencalonkan diri pada kontestasi poilitik selanjutnya.

Sumber bacaan

Jurnal ISBN Aldy Raenaldy Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana    Arifin A. (2006). Pencitraan dalam politik (strategi pemenangan pemilu Dalam Perspektif Komunikasi Politik). Jakarta: Pustaka Indonesia.

 

 

 

No comments: