Norma Yunita Amali
Studi S1 PPKn UNG
Pada
1998 Indonesia mengalami proses reformasi dimana kehidupan demokrasi jauh lebih
terbuka bagi kehidupan bernegara masyarakat Indonesia. Kebebasan menyampaikan
pendapat yang sebelumnya ‘dibungkam’ oleh pemerintahan yang anti-kritik,
menjadi sebuah hasil besar dari proses reformasi yang berlangsung pada tahun
tersebut. Kondisi demikian melahirkan perubahan perilaku politik di kalangan
masyarakat karena publikasi media yang telah bebas dan independent
Masyarakat
Indonesia yang semakin mudah memperoleh informasi pasca reformasi menyebabkan
wacana sosial politik bukan lagi milik beberapa orang, tapi semakin banyak
masyarakat yang sadar isu-isu sosial politik. Hal tersebut tidak lepas dari
berkembangnya media, salah satunya adalah media sosial.
Media sosial adalah platform digital yang
memfasilitasi penggunanya untuk saling bersosial, baik itu berkomunikasi atau
membagikan konten berupa tulisan, foto dan video. Segala konten yang dibagikan
tersebut akan terbuka untuk publik secara realtime. Media
juga merupakan agen penting komunikasi
dan sosialisasi politik. Di Indonesia sendiri bukanlah hal yang sangat tabu
jika beberapa pengguna mengunakanya dengan sesuai ke inginan mereka, jika kita
hari ini sebagai pengguna media sosial tentunya kita akan melihat beberapa bahasan di media sosial bukan hanya persoalan
politik saja bahkan kita akan menemukan persoalan , agama,dunia
selebriti,bahkan persoalan rumah tanggapun akan kita jumpai di media sosial
Kampanye politik merupakan salah
satu bagian dalam komunikasi politik. Kampanye politik adalah kegiatan
komunikasi verbal atau nonverbal secara persuasif yang sifatnya politis.
Kampanye politik dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu untuk menjaga
opini positif publik agar terpilih pada sebuah pemilihan umum. Hal ini pula lah
yang sedang dilakukan oleh bakal calon presiden yang akan bertarung pada
perhelatan pilpres 2024
Peranan media sosial dalam
kontestasi politik di Indonesia
sangatlah mempengaruhi pandangan
publik terhadap bakal calon presiden yang
akan di dukung. Hal tersebut dapat dilihat dari data reportal penguguna media sosial di
Indonesia mencapai
191,4 juta pada Januari 2022. Angka ini meningkat 21 juta atau 12,6 persen dari
tahun 2021.
Dalam laporan bertajuk Digital 2022:
Indonesia, DataReportal membeberkan bahwa angka ini setara dengan 68,9 persen
dari total populasi di Indonesia. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk di
Indonesia kini mencapai 277,7 juta hingga Januari 2022.
Di Indonesia sendiri beberapa media yang sering di gunakan dalam proses kampanye
salah satunya adalah YouTube di Indonesia
mencapai 139 juta orang atau setara 50 persen dari total penduduk selama 2022. Berikutnya adalah facebook pengguna Facebook di Indonesia mencapai 129,9
juta pada awal 2022. Angka ini didapatkan dari sumber jangkauan iklan Facebook
ke pengguna Indonesia. Dengan demikian, persentase pengguna Facebook di
Indonesia setara dengan 46,8 persen dari total jumlah penduduk pada awal
2022.Riset juga mencatat jangkauan iklan Facebook ke pengguna yang dibagi
berdasarkan gender. Disebutkan kalau iklan Facebook menjangkau 44 persen
pengguna perempuan, sementara 56 persen sisanya adalah pengguna laki-laki. Selanjutnya
adalah pengguna Instagram di Indonesia mencapai 99,15
juta orang atau setara 35,7 persen dari total populasi. Dari jangkauan iklan
Instagram, ada 52,3 persen audiens adalah pengguna perempuan, sementara 47,7
persen sisanya adalah laki-laki.
Berdasarkan bahasan di atas dimana
saat ini media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang melekat pada
mayarakat, maka para aktor politik, khususnya bakal calon presiden menggunakan media sosial sebagai salah satu
media kampanye mereka yang berguna untuk dapat menaikkan peluang
kemenangan,elektabilitas, dan popularitas mereka dalam menghadapi pilpres di
Indonesia yang akan di gelar pada tahun 2024. Maka tidak heran tokoh yang sudah pernah tampil sebagai calon
presiden dan wakil presiden sebelumnya elektabilitasnya cenderung naik di banding dengan figur yang baru akan
tampil mencalonkan diri pada kontestasi poilitik selanjutnya.
Sumber
bacaan
Jurnal ISBN Aldy Raenaldy Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Arifin A. (2006). Pencitraan dalam politik
(strategi pemenangan pemilu Dalam Perspektif Komunikasi Politik). Jakarta:
Pustaka Indonesia.
No comments:
Post a Comment