Friday 29 April 2022

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1 TIBAWA

Sri Yulan S. Diu
Studi S1-Administrasi Publik Universitas Bina Taruna Gorontalo

    Sumberdaya manusia Indonesia dapat meningkat jika kualitas pendidikan juga dapat ditingkatkan.Pernyataan tersebut senada dengan penjelasan Irianto (2009) bahwa peningkatan kualitas SDM ternyata tidak dapat dilakukan kecuali hanya melalui pendidikan.Pendidikan merupakan sarana paling tepat atau strategi jitu yang dapat meningkatkan sumber daya manusia.Intervensi kebijakan melalui pendidikan merupakan intervensi terhadap manusia. Dalam Human Capital Theory setiap intervensi pada diri manusia melalui pendidikan akan memberikan nilai balik tidak hanya pada inividu yang mendapatkan pendidikan, tetapi juga pada lingkungan sosial dari individu tersebut (Indiryanto, 2013). Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidik juga sangat penting. Umumnya masyarakat hanya mendukung lewat dana, bukan pada proses penyelenggaraan pendidikannya. Masyarakat sepenuhnya percaya kepada sekolah (Dally, 2010). Kualitas kepala sekolah dalam memimpin sekolah sangat menentukan kualitas output sekolah. Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya, kepala sekolah harus melakukan pengelolaan dan pembinaan sekolah melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan kepemimpinan atau manajemen.Sehubungan dengan hal itu, kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik di sekolah. Kepala sekolah yang baik tentu akan membawa energy positif yang baik bagi perkembangan sekolah. Berdasarkan hasil observasi awal penelitian di SMA Negeri 1 Tibawa, kepala sekolah di kedua sekolah tersebut memiliki kemampuan kepemimpinan yang memadai.Terlihat dari prestasi dan kinerja guru, sekolah tersebut lebih unggul daripada sekolah lainnya di Kabupaten Gorontalot.Namun ada beberapa guru yang mendapatkan perhatian khusus kepala sekolah karena sering izin dan performa mengajarnya masih kurang maksimal.Kepala sekolah SMA Negeri 1 Tibawa mampu merangkul dan mendorong dewan guru untuk melaksanakan tugas dengan maksimal, memotivasi siswa untuk terus berprestasi, dan menjalankan program-program sekolah dengan baik.Guru-guru yang bermasalah hanya sebagian kecil, satu-dua orang guru saja yang tentu tidak mewakili keseluruhan guru di sekolah tersebut. Dari paparan di atas,saya tertarik untuk meneliti tentang kualitas pendidikan dari sisi kepala sekolah dan kinerja guru. Dua faktor tersebut merupakan bagian kecil dari masalah pendidikan Indonesia. Dengan harapan dapat memperkaya khazanah keilmuan pendidikan dan menawarkan solusi terhadap permasalahannya.Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis karena pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia. Kemudian kualitas pendidikan juga ditentukan oleh beberapa faktor penting yang salah satunya adalah kepala sekolah.Peran strategis pendidikan melibatkan kepala sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan, memastikan pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan karakter peserta didik.Oleh karena itu, kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin sangat penting.

Dari hasil observasi yang menilai tiga aspek utama, yaitu: (1) kurikulum; (2) kesiswaan; (3) sarana dan prasarana, ditemukan bahwa kurikulum di SMA Negeri 1 Tibawa, yaitu: minggu efektif, program tahunan, program semester, silabus, KKM, dan RPP sudah disusun dengan bagus. Kegiatan dapat dilaksanakan dengan maksimal mungkin.Peneliti memperhatikan kurikulum tersebut dan memberi penilaian sesuai dengan lembar observasi yang telah disusun dalam penelitian ini.

Selanjutnya aspek kesiswaan di SMA Negeri 1 Tibawa, yaitu penerimaan siswa baru dilakukan dengan sangat bagus karena pendaftaran siswa baru dilakukan secara online. Calon siswa diharuskan mendaftar melalui akun khusus yang disediakan untuk proses pendaftaran. Dan seluruh proses pendaftaran tidak dipungut biaya. Selanjutnya, Layanan bimbingan dan penyuluhan di SMA Negeri 1 Tibawa juga sangat bagus. Setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerima konseling. Apalagi sekolah ini menerapkan sistem asrama (boarding) sehingga perhatian guru terhadap setiap masalah siswa lebih intensif. Dari sisi pengelolaan siswa dalam kelas, sekolah ini juga sangat bagus.Satu kelas berisi kelompok 30-35 siswa. Kemudian aspek sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Tibawa secara umum mencapai hasil yang maksimal dari penilian saya. Jika dilihat dari penentuan kebutuhan, proses pengadaan, dan pemakaian sarana dan prasarana SMA Negeri 1Tibawa sangat bagus karena mengacu pada Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disusun oleh Kepala Sekolah. Dan untuk hal pencatatan/pengurusan dan pertanggung jawabannya sudah bagus Karena setiap unit sarana dan prasarana memiliki jurnal pemakaian dan kondisinya, SMA Negeri 1 Tibawa memiliki berita acara penggunaan sebagai bentuk pertanggung jawaban tertulis penggunaan sarana dan prasarana. Dalam hal pertanggung jawaban, sekolah ini sudah bagus karena Kepala Sekolah sudah membuat dokumen laporan pertanggung jawaban. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dengan pedoman wawancara tentang kurikulum, kesiswaan, dan prasarana di SMA Negeri 1 Tibawa, Kepala sekolah menerangkan bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 1 Tibawa adalah Kurikulum Tahun 2013. Guru menyusun perangkat pembelajaran secara berkelompok dengan guru bidang studi. Semua program yang direncanakan oleh guru sesuai dengan kurikulum.Pembagian tugas mengajar kepada guru dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.Kepala sekolah mengadakan rapat pembagian tugas guru disetiap awal semester.Semua program tidak terlaksana dengan maksimal karena berbagai kendala, seperti belum dipahami sepenuhnya implementasi kurikulum 2013. Selanjutnya hasil wawancara dengan Kepala Sekolah tentang kesiswaan di SMA Negeri 1 Tibawa ditemukan bahwa daya tampung siswa baru di sekolah ini adalah 350 siswa. Seleksi siswa baru dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: seleksi akademik, seleksi wawancara, dan seleksi kesehatan. Proses seleksi menggunakan sistem gugur pada setiap tahapannya. Orientasi siswa baru juga dilakukan dengan melibatkan organisasi siswa intra sekolah dan dilanjutkan dengan martikulasi. Penempatan siswa baru dilakukan secara randomized system. Satu kelas berisi siswa dengan kemampuan beragam. Selain itu, siswa dengan tingkat IQ yang tinggi akan ditempatkan dalam kelas akselerasi. Kedisiplinan siswa diatur melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dengan menerapkan sistem punishment.Pembinaan siswa dilakukan melalui guru wali kelas, guru bimbingan dan konseling, dan guru asrama (boarding). Hasil wawancara tentang sarana dan prasarana dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tibawa ditemukan bahwa buku yang digunakan siswa sudah cukup dan tersedia beberapa buku penunjang di perpustakaan sekolah demikian juga dengan guru. Penggunaan media pembelajaran sudah menggunakan technology-based media. Perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan secara berkala melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana.BOS disusun secara bersama dengan para Wakil Kepala Sekolah demikian juga RKAS dan RKS setiap tahunnya

Berdasarkan informasi temuan di atas, maka beberapa poin penting dapat dikaitkan dengan bagaiamana kepemimpinan kepala sekolah SMAN 1 Tibawa sebagai berikut:

 Pertama, merujuk pada pernyataan Kartono (2005: 153) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan usaha kooperatif dalam mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, kepala sekolah di SMAN 1 Tibawa telah menjalakan aspek kepemimpinan dalam rangka mencapai tujuan yang sudah direncanakan.Kepala sekolah telah melakukan upaya-upaya dalam rangka membangun sekolah yang unggul. Namun demikian, kepemimpinan adalah kemampuan dan kompetensi yang dimiliki seseorang, baik hard skill maupun soft skill untuk mempengaruhi seluruh sumber daya yang ada agar mampu mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (Karwati dan Priansa, 2013: 270).Oleh karena itu, kepemimpinan adalah sesuatu yang dapat dikembangkan melalui pelatihan atau upaya peningkatan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah. Jika dilihat dari segi gaya kepemimpinan Kepala SMA Negeri 1 Tibawa dapat disimpulkan kepala sekolah SMAN 1 Tibawa memiliki gaya otokratis,. Menurut Nawawi (2006: 115) Kepemimpinan otokratis dilaksanakan dengan kekuasaan berada di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang diantaranya selalu ada seseorang yang menempatkan dirinya sebagai yang paling berkuasa. Pemimpin tertinggi bertindak sebagai penguasa tunggal. Pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Jelaslah bahwa di SMAN 1 Tibawa guru-guru telah memiliki kinerja yang baik sesuai standar.Content knowledge yang dimiliki sudah sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.Behavioral skill yang dimiliki juga cukup baik.kemudian human relation skill juga lebih unggul dari pada sekolah-sekolah yang lain. Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah. Penilaian kinerja guru di SMA Negeri 1 Tibawa telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru menguasai kompetensi yang dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 1 Tibawa bergaya otokratis. 2. Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 1 Tibawa mampu meningkatkan kinerja guru di masing-masing sekolah. Hal ini terbukti dari kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan prestasi belajar siswa yang berjalan dengan baik dan sesuai standar kinerja guru. 3. Tanggapan atau respon guru terhadap pendekatan kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Tibawa cukup baik.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saya mengajukan beberapa saran kepada beberapa pihak sebagai berikut: 1. Disarankan kepada seluruh kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo agar dapat menemukan gaya kepemimpinannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di sekolah. Kepemimpinan ini penting agar kinerja guru dapat meningkat seperti yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tibawa. 2. Disarankan kepada guru-guru di SMA Negeri 1 Tibawa agar senantiasa menjalankan kewajibannya sesuai dengan standar kinerja guru dan arahan kepala sekolah. Serta selalu dapat bekerja sama menjadi role model bagi guru sekolah lainnya di KabupatenGorntalo. 3. Disarankan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo agar dapat melakukan diseminasi kepemimpinan kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo, agar semua kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo memiliki jiwa kepemimpinan yang handal dalam meningkatkan kinerja guru dan performa sekolah. 

Sumber Bacaan :

Dally, D., 2010. Balanced Score Card: Suatu Pendekatan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung:

Rosda. Hal III. Indiryanto, B., 2013. Pendidikan Menengah Universal untuk Mempersiapkan Generasi Masa Depan. dapat diakses melalui http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/ artikel-pmu-bambang-indriyanto, diakses pada 20 April 2014. Hal 1.

Irianto, Y. B., 2009. Pokok-pokok Pikiran dalam Pengkajian Teori & Praktek Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Kependidikan. Disajikan pada Seminar Nasional Pembangunan Masa Depan Pendidikan Aceh yang Bermutu Melalui Profesionalisme Tenaga.

Hal 3. Kartono, K., 2005. Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu? Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Karwati, E., & Priansa, D.J. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah: Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Nalasatria, D.F., 2013. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru: Bukti Empiris dari Sekolah Menengah Atas Hang Tuah I Surabaya.

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, (1)2: 179-202. Mulyasa, E., 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda. Sagala, S., 2010.

Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori sampai dengan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Suradji, G., & Martono, E., 2014.

Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Usman, H., 2013. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

 

 

No comments: