Sri Yulan S. Diu Studi S1-Administrasi Publik Universitas Bina Taruna Gorontalo |
Dari hasil observasi yang menilai
tiga aspek utama, yaitu: (1) kurikulum; (2) kesiswaan; (3) sarana dan
prasarana, ditemukan bahwa kurikulum di SMA Negeri 1 Tibawa, yaitu: minggu
efektif, program tahunan, program semester, silabus, KKM, dan RPP sudah disusun
dengan bagus. Kegiatan dapat dilaksanakan dengan maksimal mungkin.Peneliti
memperhatikan kurikulum tersebut dan memberi penilaian sesuai dengan lembar
observasi yang telah disusun dalam penelitian ini.
Selanjutnya aspek kesiswaan di SMA
Negeri 1 Tibawa, yaitu penerimaan siswa baru dilakukan dengan sangat bagus
karena pendaftaran siswa baru dilakukan secara online. Calon siswa diharuskan
mendaftar melalui akun khusus yang disediakan untuk proses pendaftaran. Dan
seluruh proses pendaftaran tidak dipungut biaya. Selanjutnya, Layanan bimbingan
dan penyuluhan di SMA Negeri 1 Tibawa juga sangat bagus. Setiap siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerima konseling. Apalagi sekolah ini
menerapkan sistem asrama (boarding) sehingga perhatian guru terhadap setiap
masalah siswa lebih intensif. Dari
sisi pengelolaan siswa dalam kelas, sekolah ini juga sangat bagus.Satu kelas
berisi kelompok 30-35 siswa. Kemudian aspek sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Tibawa secara umum mencapai
hasil yang maksimal dari penilian saya. Jika dilihat dari penentuan kebutuhan,
proses pengadaan, dan pemakaian sarana dan prasarana SMA Negeri 1Tibawa sangat bagus karena
mengacu pada Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)
yang disusun oleh Kepala Sekolah. Dan untuk hal pencatatan/pengurusan dan pertanggung
jawabannya sudah bagus Karena setiap unit sarana dan prasarana memiliki jurnal
pemakaian dan kondisinya, SMA Negeri 1 Tibawa memiliki berita acara penggunaan
sebagai bentuk pertanggung jawaban tertulis penggunaan sarana dan prasarana.
Dalam hal pertanggung jawaban, sekolah ini sudah bagus karena Kepala Sekolah
sudah membuat dokumen laporan pertanggung jawaban. Berdasarkan hasil wawancara
yang diperoleh dengan pedoman wawancara tentang kurikulum, kesiswaan, dan prasarana
di SMA Negeri 1 Tibawa, Kepala sekolah menerangkan bahwa kurikulum yang
digunakan di SMA Negeri 1 Tibawa adalah Kurikulum Tahun 2013. Guru menyusun
perangkat pembelajaran secara berkelompok dengan guru bidang studi. Semua
program yang direncanakan oleh guru sesuai dengan kurikulum.Pembagian tugas
mengajar kepada guru dilakukan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum.Kepala
sekolah mengadakan rapat pembagian tugas guru disetiap awal semester.Semua
program tidak terlaksana dengan maksimal karena berbagai kendala, seperti belum
dipahami sepenuhnya implementasi kurikulum 2013. Selanjutnya hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah tentang kesiswaan di SMA Negeri 1 Tibawa ditemukan bahwa
daya tampung siswa baru di sekolah ini adalah 350 siswa. Seleksi siswa
baru dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: seleksi akademik, seleksi wawancara, dan
seleksi kesehatan. Proses seleksi menggunakan sistem gugur pada setiap
tahapannya. Orientasi siswa baru juga dilakukan dengan melibatkan organisasi
siswa intra sekolah
dan dilanjutkan dengan martikulasi. Penempatan siswa baru dilakukan secara
randomized system. Satu kelas berisi siswa dengan kemampuan beragam. Selain
itu, siswa dengan tingkat IQ yang tinggi akan ditempatkan dalam kelas
akselerasi. Kedisiplinan siswa diatur melalui Wakil Kepala Sekolah bidang
Kesiswaan dengan menerapkan sistem punishment.Pembinaan siswa dilakukan melalui
guru wali kelas, guru bimbingan dan konseling, dan guru asrama (boarding).
Hasil wawancara tentang sarana dan prasarana dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Tibawa ditemukan bahwa buku yang digunakan siswa sudah cukup dan tersedia
beberapa buku penunjang di perpustakaan sekolah demikian juga dengan guru.
Penggunaan media pembelajaran sudah menggunakan technology-based media.
Perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan secara berkala
melalui Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana.BOS disusun secara bersama
dengan para Wakil Kepala Sekolah demikian juga RKAS dan RKS setiap tahunnya
Berdasarkan informasi temuan di atas,
maka beberapa poin penting dapat dikaitkan dengan bagaiamana kepemimpinan kepala
sekolah SMAN 1 Tibawa sebagai berikut:
Pertama, merujuk pada pernyataan Kartono
(2005: 153) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan
pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha yang
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan usaha kooperatif dalam mencapai
tujuan yang sudah
direncanakan. Oleh karena itu, kepala sekolah di SMAN 1 Tibawa telah menjalakan aspek
kepemimpinan dalam rangka mencapai tujuan yang sudah direncanakan.Kepala
sekolah telah melakukan upaya-upaya dalam rangka membangun sekolah yang unggul.
Namun demikian, kepemimpinan adalah kemampuan dan kompetensi yang dimiliki
seseorang, baik hard skill maupun soft skill untuk mempengaruhi seluruh sumber
daya yang ada agar mampu mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (Karwati
dan Priansa, 2013: 270).Oleh karena itu, kepemimpinan adalah sesuatu yang dapat
dikembangkan melalui pelatihan atau upaya peningkatan kapasitas kepemimpinan
kepala sekolah. Jika dilihat dari segi gaya kepemimpinan Kepala SMA Negeri 1 Tibawa dapat
disimpulkan kepala sekolah SMAN 1
Tibawa memiliki gaya otokratis,. Menurut Nawawi
(2006: 115) Kepemimpinan otokratis dilaksanakan dengan kekuasaan berada di
tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang diantaranya selalu ada
seseorang yang menempatkan dirinya sebagai yang paling berkuasa. Pemimpin
tertinggi bertindak sebagai penguasa tunggal. Pemimpin mengendalikan semua
aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan
cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran
minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas
anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata
lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan
apa yang diputuskan pemimpin. Jelaslah bahwa di SMAN 1 Tibawa guru-guru telah
memiliki kinerja yang baik sesuai standar.Content knowledge yang dimiliki sudah
sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.Behavioral skill yang dimiliki juga
cukup baik.kemudian human relation skill juga lebih unggul dari pada
sekolah-sekolah yang lain. Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan
tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Selain tugas utamanya tersebut, guru juga dimungkinkan
memiliki tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah. Penilaian kinerja
guru di SMA Negeri 1 Tibawa telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.Pengelolaan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru
menguasai kompetensi yang dikelompokkan ke dalam kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan professional.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada
Bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini
sebagai berikut: 1. Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 1 Tibawa bergaya
otokratis. 2. Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri 1 Tibawa mampu
meningkatkan kinerja guru di masing-masing sekolah. Hal ini terbukti dari
kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan prestasi belajar siswa yang berjalan
dengan baik dan sesuai standar kinerja guru. 3. Tanggapan atau respon guru
terhadap pendekatan kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah di SMA Negeri 1
Tibawa cukup baik.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saya mengajukan beberapa saran kepada beberapa pihak sebagai berikut: 1. Disarankan kepada seluruh kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo agar dapat menemukan gaya kepemimpinannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di sekolah. Kepemimpinan ini penting agar kinerja guru dapat meningkat seperti yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tibawa. 2. Disarankan kepada guru-guru di SMA Negeri 1 Tibawa agar senantiasa menjalankan kewajibannya sesuai dengan standar kinerja guru dan arahan kepala sekolah. Serta selalu dapat bekerja sama menjadi role model bagi guru sekolah lainnya di KabupatenGorntalo. 3. Disarankan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo agar dapat melakukan diseminasi kepemimpinan kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo, agar semua kepala sekolah di Kabupaten Gorontalo memiliki jiwa kepemimpinan yang handal dalam meningkatkan kinerja guru dan performa sekolah.
Sumber Bacaan :
Dally,
D., 2010. Balanced Score Card: Suatu Pendekatan dalam Implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah. Bandung:
Rosda.
Hal III. Indiryanto, B., 2013. Pendidikan Menengah Universal untuk
Mempersiapkan Generasi Masa Depan. dapat diakses melalui
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/ artikel-pmu-bambang-indriyanto, diakses
pada 20 April 2014. Hal 1.
Irianto,
Y. B., 2009. Pokok-pokok Pikiran dalam Pengkajian Teori & Praktek Manajemen
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Kependidikan. Disajikan pada Seminar
Nasional Pembangunan Masa Depan Pendidikan Aceh yang Bermutu Melalui
Profesionalisme Tenaga.
Hal
3. Kartono, K., 2005. Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal itu? Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Karwati,
E., & Priansa, D.J. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah:
Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Nalasatria,
D.F., 2013. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru: Bukti Empiris
dari Sekolah Menengah Atas Hang Tuah I Surabaya.
Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen, (1)2: 179-202. Mulyasa, E., 2013. Menjadi Guru
Profesional. Bandung: Rosda. Sagala, S., 2010.
Supervisi
Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 2013.
Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori sampai dengan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. Suradji, G., & Martono, E., 2014.
Ilmu
dan Seni Kepemimpinan. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Usman, H., 2013. Manajemen:
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment