Thursday 21 April 2022

WAHANA KADERISASI PARTAI POLITIK YANG TEBANG PILIH

 

Yuyun J.Baree
Mahasiswa S1 PPKn UNG

Kaderisasi adalah proses pendidikan jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi-potensi kader dengan cara mentransfer dan menanamkan nilai-nilai tertentu, hingga nantinya akan melahirkan kader-kader yang tangguh. Subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang yang dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi.

Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi. Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian di sana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya. Sukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang dikembangkannya.

Pada prinsipnya oganisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan Dalam konteks partai, kita juga bisa melihat pola pendidikan atau kaderisasi yang diterapkan untuk membangun kader-kader yang diharapkan menjalankan visi-misi partai. Lemahnya kaderisasi di dalam partai akan berdampak langsung terhadap melemahnya partai. Organisasi yang kokoh tidak bisa terbentuk tanpa kader yang kuat. Begitu juga sebaliknya, tanpa organisasi yang kokoh sulitlah melakukan kaderisasi yang baik. Pentingnya kaderisasi dalam internal partai politik menjadi sangat vital perannya mengingat roda organisasi yang selalu bergerak dari masa kemasa. Dimana jika kaderisasi dalam suatu partai baik maka keberlangsungan partai politik tersebut akan baik dan begitupun sebaliknya, apabila kaderisasinya buruk maka bisa diasumsikan partai politik tersebut pada saatnya nanti hanya akan tinggal sejarah belaka.

Dewasa ini mayoritas partai politik mengenyampingkan kaderisasi dengan alasan urgensi sosial politik negeri yang mensyaratkan praktis nan instan. Hal ini terjadi karena mentalitas didikan pendahulu kita yang katanya memiliki kualitas nilai sumpah palapa sudah kian terkikis oleh peradaban asing yang katanya sangat maju. Hal ini bisa saja benar, tetapi kita juga dapat mengatakan bahwa telah terjadi cidera kepemimpinan pada pemangku amanah konstitusi. Sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dalam politik, selain sumber daya informasi, finansial, jaringan dan tekhnologi informasi. Sebab, Organisasi partai politik tidak digerakkan oleh mesin dan teknologi, tetapi oleh manusia. Dengan demikian cara organisasi partai politik dalam mendapatkan manusia yang memiliki kemampuan dan intergritas tinggi merupakan tantangan utama dalam hal manajemen organisasi partai politik.

Tidak aneh kalau menjelang pemilu, masing-masing partai politik mencoba mencari dan mengusung individu yang memiliki potensi untuk ditawarkan sebagai calon legislataif dimana cara yang diambil adalah cara yang serba praktis dan instan yakni mencomot tokoh atau figur yang sudah matang pada prosesnya sendiri tanpa tahu seluk beluk serta value dalam dunia politik. Sehingga kadang partai politik mencari sumber daya kader, anggota partai politik terjebak dalam suatu pargamatisme semu. Hanya karena faktor ketenaran seseorang dalam dunia politik dianggap mampu untuk memenuhi harapan-harapan partai.

 Lebih miris, apabila ada sosok baru dan mungkin masih miskin dengan pengalaman ingin bergabung dalam suatu partai politik, maka hanya dipersilahkan semata tanpa ada pengawalan serius sebagai bentuk kaderisasai yang sebenarnya sangat penting bagi kelangsungan partai politik pada masa yang akan datang. Inilah yang menjadi masalah yang cukup serius pada sebagian besar partai politik di bumi nusantara ini.

Segai kesimpulan Stop Rekrutment Instan! Kaderisasi memiliki peran sentral dalam menentukan masa depan partai. Partai politik akan tinggal sejarah apabila model rekrutmen partai hanya mengandalkan sosok dan figur yang instan tanpa ada proses matang kaderisasi dalam tubuh partai itu sendiri. Partai politik ini harus secepatnya berbenah secara internal untuk menyusun konsep kaderisasi yang baik hingga pada saatnya nanti embrio-embrio penerus roda organisasi dalam internal partai maupun dalam kancah perpolitikan nasional siap bertarung untuk NKRI yang lebih baik.

Sumber Bacaan :Artikel Achmad Tirmidi, S.H. Ketua Pemuda dan Mahasiswa DPW Partai Nasdem Prov. Jawa Timur

 


No comments: