Yuyun J.Baree Mahasiswa S1 PPKn UNG |
Kaderisasi
adalah proses pendidikan jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi-potensi
kader dengan cara mentransfer dan menanamkan nilai-nilai tertentu, hingga
nantinya akan melahirkan kader-kader yang tangguh. Subyek atau pelaku
kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang yang
dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang
melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi.
Sedangkan
yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah
individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi
organisasi. Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh
tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan
pergantian di sana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme
yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya
mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting
adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya. Sukses
atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam
proses kaderisasi internal yang dikembangkannya.
Pada
prinsipnya oganisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan
komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan Dalam konteks partai,
kita juga bisa melihat pola pendidikan atau kaderisasi yang diterapkan untuk
membangun kader-kader yang diharapkan menjalankan visi-misi partai. Lemahnya
kaderisasi di dalam partai akan berdampak langsung terhadap melemahnya partai.
Organisasi yang kokoh tidak bisa terbentuk tanpa kader yang kuat. Begitu juga
sebaliknya, tanpa organisasi yang kokoh sulitlah melakukan kaderisasi yang
baik. Pentingnya kaderisasi dalam internal partai politik menjadi sangat vital
perannya mengingat roda organisasi yang selalu bergerak dari masa kemasa.
Dimana jika kaderisasi dalam suatu partai baik maka keberlangsungan partai
politik tersebut akan baik dan begitupun sebaliknya, apabila kaderisasinya
buruk maka bisa diasumsikan partai politik tersebut pada saatnya nanti hanya
akan tinggal sejarah belaka.
Dewasa
ini mayoritas partai politik mengenyampingkan kaderisasi dengan alasan urgensi
sosial politik negeri yang mensyaratkan praktis nan instan. Hal ini terjadi
karena mentalitas didikan pendahulu kita yang katanya memiliki kualitas nilai
sumpah palapa sudah kian terkikis oleh peradaban asing yang katanya sangat
maju. Hal ini bisa saja benar, tetapi kita juga dapat mengatakan bahwa telah
terjadi cidera kepemimpinan pada pemangku amanah konstitusi. Sumber daya
manusia memegang peranan yang paling penting dalam politik, selain sumber daya
informasi, finansial, jaringan dan tekhnologi informasi. Sebab, Organisasi
partai politik tidak digerakkan oleh mesin dan teknologi, tetapi oleh manusia.
Dengan demikian cara organisasi partai politik dalam mendapatkan manusia yang
memiliki kemampuan dan intergritas tinggi merupakan tantangan utama dalam hal
manajemen organisasi partai politik.
Tidak
aneh kalau menjelang pemilu, masing-masing partai politik mencoba mencari dan
mengusung individu yang memiliki potensi untuk ditawarkan sebagai calon
legislataif dimana cara yang diambil adalah cara yang serba praktis dan instan
yakni mencomot tokoh atau figur yang sudah matang pada prosesnya sendiri tanpa
tahu seluk beluk serta value dalam dunia politik. Sehingga kadang partai
politik mencari sumber daya kader, anggota partai politik terjebak dalam suatu
pargamatisme semu. Hanya karena faktor ketenaran seseorang dalam dunia politik
dianggap mampu untuk memenuhi harapan-harapan partai.
Lebih miris, apabila ada sosok baru dan
mungkin masih miskin dengan pengalaman ingin bergabung dalam suatu partai
politik, maka hanya dipersilahkan semata tanpa ada pengawalan serius sebagai
bentuk kaderisasai yang sebenarnya sangat penting bagi kelangsungan partai
politik pada masa yang akan datang. Inilah yang menjadi masalah yang cukup
serius pada sebagian besar partai politik di bumi nusantara ini.
Segai
kesimpulan Stop Rekrutment Instan! Kaderisasi memiliki peran sentral dalam
menentukan masa depan partai. Partai politik akan tinggal sejarah apabila model
rekrutmen partai hanya mengandalkan sosok dan figur yang instan tanpa ada
proses matang kaderisasi dalam tubuh partai itu sendiri. Partai politik ini
harus secepatnya berbenah secara internal untuk menyusun konsep kaderisasi yang
baik hingga pada saatnya nanti embrio-embrio penerus roda organisasi dalam
internal partai maupun dalam kancah perpolitikan nasional siap bertarung untuk
NKRI yang lebih baik.
Sumber
Bacaan :Artikel Achmad Tirmidi, S.H. Ketua Pemuda dan Mahasiswa DPW Partai
Nasdem Prov. Jawa Timur
No comments:
Post a Comment